Breaking News

Rismon Hasiholan Sianipar The Real Harimau Sumatera

 


Www.erajambi.com Jakarta - Di tengah sunyinya suara kebenaran yang tertindas oleh kekuasaan, muncullah satu sosok yang tak gentar menerkam ketidakadilan—Rismon Hasiholan Sianipar, sang Harimau Sumatera sejati. 

Bukan karena ia memiliki taring yang tajam atau auman yang menakutkan, tetapi karena keberaniannya berdiri sendirian melawan arus kebohongan yang disusun rapi oleh para penguasa.

Apa yang membuat Rismon berbeda?Ia tidak duduk di kursi empuk pemerintahan. Ia bukan tokoh populer di media. 

Namun, ketika yang lain memilih diam, Rismon justru angkat bicara. Ketika keaslian ijazah Presiden dipertanyakan publik, hanya segelintir orang yang berani menyelidikinya secara terbuka. Rismon berdiri paling depan—membawa bukti, logika, dan ilmu pengetahuan.

Ia menelusuri metadata dokumen digital, mencermati kejanggalan format, dan mengungkap perbedaan tanda tangan yang tidak bisa dijelaskan secara teknis. 

Ia menyisir arsip dalam dan luar negeri, membuka jalur komunikasi internasional, dan membandingkan data dari sumber primer. Semua dilakukan dengan satu tekad: menemukan kebenaran tanpa rasa takut.

“Jika sebuah kebohongan bisa menduduki kursi kekuasaan, maka bangsa ini sedang duduk di atas bara,” ujar Rismon dalam salah satu pernyataannya yang paling menggetarkan.

Ia tahu risikonya: dibungkam, dicemarkan, bahkan dituduh balik. Tapi seperti harimau yang setia menjaga rimba, ia tidak mundur.Patriotisme sejati bukan soal bendera di dada, tapi keberanian menjaga martabat bangsa.

Ketika integritas pemimpin diragukan, rakyat berhak tahu. Ketika hukum hanya tajam ke bawah, suara kebenaran harus lebih lantang. Rismon menunjukkan pada kita bahwa cinta tanah air bukan sekadar slogan. 

Ia bertarung dengan akal, bukan amarah. Ia mempertaruhkan nama, bukan mencari nama. Inilah esensi patriot sejati—bukan yang dielu-elukan media, tapi yang tetap berdiri meski seluruh dunia membencinya.

Mengapa kita perlu mendukung orang seperti Rismon?Karena negeri ini butuh lebih dari sekadar pemuja kekuasaan. Kita butuh penjaga nurani. Kita butuh pemikir kritis yang tidak mudah dibeli, tidak mudah diintimidasi kita melihat harapan bahwa bangsa ini masih punya anak kandung yang berani menjaga kehormatannya.

Bangsa ini tidak boleh membiarkan harimau itu berburu kebenaran sendirian.Kebenaran tidak akan pernah menang jika kita memilih nyaman dalam kebisuan. Rismon telah menyalakan api. Kini tugas kita menjaga apinya agar tidak padam. 

Berdirilah bersama suara yang berani, bukan bersama kekuasaan yang membungkam. ( Red,Tim )

0 Comments

© Copyright 2022 - erajambi.com