Breaking News

Direktur Lalulintas Polda Jambi Menanggapi Kemacetan Yang Di Sebabkan Oleh Angkutan Truk Batu Bara


 
erajambi .com Batang Hari - Direktur Lalu Lintas Polda Jambi, Kombes Pol Dhafi menanggapi permasalah kemacetan yang disebabkan truk batubara.Menurut Dhafi, kemacetan terjadi masih diakibatkan banyaknya jalan yang rusak dan bertambahnya volume truk batubara.


sejak Oktober 2022 lalu, kata Dhafi, pihaknya sudah berupaya untuk mengatur jumlah truk batubara yang keluar dari mulut tambang dan masuk ke dalam pelabuhan sebanyak 4000 unit.Kata Dhafi, harusnya terminal untuk kepentingan sendiri (TUKS) dan perusahaan tambang serta pemerintah komitmen dengan hal tersebut.

Jadi kan sejak awal sudah kita upayakan, 4000 truk yang keluar dari mulut tambang ya harus 4000 yang masuk ke TUKS," kata Dhafi, Minggu (15/1/2023).

"Komitmen ini yang harusnya dijaga. Jadi kita akan cek lagi, apakah dipedomani, jangan sampe bertambah, kita uji petik dan cek, apakah bertambah, kalau bertambah, tentunya menimbulkan kemacetan." tegasnya.

Terkait data jumlah truk batubara yang saat ini mencapai 11.500 unit dari Dishub Provinsi Jambi, kata Dhafi, pihaknya akan menyesuaikan dan berkordinasi dengan pihak Dsihub.

"Kita akan menyesuaikan, apakah memang ada kebijaksanaan lain," katanya Dhafi melanjutkan, dengan kondisi saat ini, kemacetan saat malam hari sudah dapat dipastikan akan selalu terjadi.

kita hanya berupaya bagaimana pagi hari supaya tidak macet, yang jelas jam 4 pagi, kita sudah berupaya semaksimal mungkin menyapu bersih angkutan batubara, untuk segera masuk ke kantung-kantung parkir, dan mengamankan yang parkir di bahu jalan," katanya.Terkait dengan bahu jalan, kata Dhafi, hal tersebut sudah masuk pada pemangku kepentingan jalan, dan arus bisa dikelola dengan baik.

"Kita hanya berupaya pagi hari agar masyarakat tidak terjebak kemacetan batubara. Memang beberapa kali terjadi kemacetan pagi hari, tapi itu karena truk yang patah as. Ya kembali lagi, tanggung jawabnya, dishub dan kita bantu, penanganan memang butuh waktu lama kalau sudah patah as ini," katanya.

Ia berharap, semua pihak agar berkomitmen, dengan hasil rapat terdahulu, mulai dari KSOP dan pelabuhan, TUKS bongkar muat, perusahaan tambang, agar jumlah truk yang boleh beroperasional hanya 3500 hingga 4000 truk, sesuai dengan kemampuan daya tampung pelabuhan yang ada saat ini.

Katanya, hal ini harus dikerjakan secara bersama-sama, tidak hanya menjadi tugas kepolisian.Dhafi melanjutkan, solusi lain, dalam permasalahan ini, harus adanya ruas jalan lain, yang tentunya bisa terhubung ke pelabuhan, mulai dari jalan khusus atau bisa jalur sungai.

"Memang seharusnya sebelum batubara ini beroperasi itu yang dipikirkan lebih dulu, bukan setelah kejadian seperti ini baru dipikirkan, tapi semua tidak terlambat, yang jelas segera saja direalisasikan, ya kalau semua berjalan itu bisa lebih baik," katanya. ( Red,W4R )

0 Comments

© Copyright 2022 - erajambi.com